Tasawuf atau yang dikenal juga sebagai sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagian abadi.
Sejarah, madzhab, dan inti ajarannya memiliki sejumlah versi berbeda dalam mengartikan apa itu sufi atau tasawuf. Setidaknya terdapat enam pendapat dalam hal itu, seperti berikut.
- Kata shuffah yang berarti emperan masjid Nabawi dan didiami oleh sebagian sahabat Anshar. Hal ini sendiri dikarenakan amalan ahli tasawuf hampir sama dengan apa yang diamalkan oleh para sahabat tersebut, yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah dan hidup dalam kesederhanaan.
- Kata Shaf juga dapat berarti barisan. Istilah ini kemudian dianggap oleh sebagian ahli sebagai akar kata tasawuf karena ahli tasawuf merupakan seorang atau sekelompok orang yang membersihkan hati, mereka kemudian diharapkan berada pada barisan (shaf) pertama di sisi Allah SWT.
- Kata shafa juga dapat berarti bersih, karena ahli tasawuf kemudian berusaha untuk membersihkan jiwa mereka untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Kata shufanah, sebagai sebuah kayu yang bertahan tumbuh di padang pasir. Hal ini karena ajaran tasawuf dapat bertahan dalam situasi yang penuh pergolakan, ketika umat muslim terbuai oleh materialisme serta kekuasaan, sebagaimana kayu shufanah yang tahan hidup di tengah-tengah padang pasir yang tandus.
- Kata Teosofi, kemudian berasal dari bahasa Yunani yang berarti ilmu ketuhanan, karena tasawuf banyak membahas tentang ketuhanan.
- Kata shuf dapat juga bermakna bulu domba, karena para ahli tasawuf pada masa awalnya menggunakan pakaian sederhana yang terbuat dari kulit atau bulu domba (wol).
Meski memiliki definisi beragam, tasawuf kemudian memiliki arti yang satu yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan serta menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi.
Masih dalam sumber yang sama, tasawuf sendiri dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan serta penyatuan antara hamba dan Tuhan serta mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (ma’rifat) serta inti rasa agama.
Tinggalkan Komentar